Pages

Minggu, 26 Desember 2010

Deuretik dan uterotonik.ZUni Adlha Islami

0 komentar
Diuretik & uterotonik
ADH (anti diuretic hormone ) / vasopressin
Oktapeptida yang diproduksi oleh sel saraf dalam nukleus supraoptikus dan paraventrikularis di hypothalamus.
Mekanisme sekresi ADH
Osmoreseptor (di daerah nukleus hipotalamus).
- Osmolalitas plasma meningkat (dehidrasi) mengakibatkan sekresi ADH me meningkat.
- Osmolalitas plasma menurun (hidrasi) mengakibatkan sekresi ADH me menurun.
Volume reseptor (di atrium kiri & vena pulmonalis)
- Volume darah me menurun (perdarahan hebat) mengakibatkan sekresi ADH meningkat.
- Volume darah banyak mengkibatkan sekresi ADH ditekan.
Stress emosional or fisik.
Sekresi ADH me
- ADH jika tdk ada mengakibatkan diabetes insipidus (poliuri >>).
- ADH >> menjadikan retensi air & hiponatremia delusional.
Tempat kerja ADH : tubulus distal ginjal sel tubulus jd permeabel thd air.
Kesimpulan : ADH < mengakibatkan diuresis meningkat dan sebaliknya.

Diuretika :Obat yang bekerja di ginjal ( hambat transport tubulus ginjal) untuk mempercepat dieresis.

Pengertian
1. Pembentukan urine
2. Pengeluaran zat zat terlarut dan air
Fungsi utama : Mobilisasi cairan oedema (akibat gangguan keseimbangan volume cairan dan komposisi elektrolit).


Penggolongan

1. Diuretic osmotic
2. Penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubulus ginjal :
a) Penghmbat Karbonik anhidrase
b) benzotiadiazide
c) Diuretic hemat kalium
d) Diuretic kuat (loop)

1) Diuretic osmotic

a) Sifat zat - Difiltrasi bebas oleh glomerulus
- Tidak atau sedikit di filtrasi - Zat inert
- Resisten terhadap perubahan metabolic
b) Indikasi
- Profilaksi gagal ginjal akut paska operasi
- Menurunkan tekanan maupun volume cairan intraokuler,intracranial dan serebrospinal.
c) Kontra indikasi :
Gagal jantung, gagal ginjal dengan anuria, kongesti or oedem paru berat, dehidrasi berat. d) Efek samping : GGA,sakit kepala,mual,muntah.
e) Rute pemakaian : i.v drip.
f) Lama pemberian : u.p 3 hari.
g) Monitor : volume urine.

A. Penghambat karbonik anhidrase

a) Mekanisme kerja:Menghambat carbonic anhidrase (CA) secara nonkompetitif.
 b) farmakodinamik

• di ginjal
- 99% aktivitas CA dihambat menjadi efektif.
- Sekresi ion H oleh sel tub menurun ok ion H & bikarb me meningkat pertukaran ion Na dengan ion H terhambat mengkibatkan me menurun ekskresi bikarb, Na dan K via urin.
- Bertambahnya ekskresk K karena pertukaran ion Na dengan K yang leibh aktif mengakibatkan Eksresi air me meningkat.

• Di mata : CA dan bikarbonat banyak dalam bola mata akan dihambat oleh asetazolamid mengakibatkan tekanan intraokuler me menurun.

c) Farmakokinetik - Mudah di serap oleh saluran cerna.
- Cp max : 2 jam.
- Eksresi : fully di ginjal 24 jam.
d) Efek samping : diorientasi mental pada CH.
e) Kontra indikasi : pada kehamilan menjadi teratogenik,CH.
f) Indikasi ;
- Me menurunkan tek intraokuler pd glaucoma. - Cegah hiperkalemik periodic paralysis.
- Jarang digunakan sbg diuretik ok ESO asidosis metabolisme.

B. Benzotiadiazide/thiazide.
a) Farmakokinetik
- Tingkatkan eksresi N,.Clair dengan hambtan reabsorpsi elektrolit pada tubulus distal.
- Hipokalemia (+) ok natreuresis dan pertukaran ion Na oleh ion K yang lebih aktif pada tubulus distal.
- Menurunkan TD pada px HT ok diuretic dan efek langsung pada arteriol sehingga vasodilatasi (+).
- Laju eksresi < diuertik lain ok 90% Na+ dalam filtrate di reabsopsi sebelum mencapai tempat kerja thiazide.
- Diseksresi secara aktif oleh tubulus proximal.
- Hambat ekskresi uric acid menjadi hiperurisemia

b) Efek samping
• Purpura, dermatitis disertai fotosensitivitas
• Penggunaan lama menjadi hiperglikemia :
- Sekresi insulin << (respon dr glukosa drh me meningkat).
- Glikogenolisis meningkat.
- Glikogenesis menurun.
• Kadar kolesterol meningkat dan TG meningkat.
• Hipokalemia.
• Depresi mental dan koma pad CH ok pembentukan ion H terganggu menjadi NH3 menjadi NH4+.
c) Indikasi
- Oedema pada gagal jantung ringan dan sedang.
- (Kombinasi dg diuretik hemat K menjadi cgh hipo K menjadi intoksikasi digitalis)
- Obat anti HT (tunggal,kombinasi).
- Cth obat : hidroklorothiazida (HCT), indapamid.

C. Antagonis aldosteron. Aldosteron :

- mineralokortikoid endogen paling kuat.
 - reabsorpsi Na dan Cl > di tubulus serta ekskresi K >.
- hiperaldosteronisme : pe menurun kdr K dan alkalosis metab (reabsorpsi ion bikarbonat & sekresi ion H >).
- sekresi aldosteron oleh kortex adrenal me meningkat : pembedahan,takut,trauma fisik, bleeding, asupan K meningkat, CH, gagal jantung maka akan mengakibatkan terjadinya oedema.
a) Mekanisme kerja :
inhibisi kompetitif aldosteron menjadi reabsorpsi Na & Cl di tub distal dan koligentes turun, jg ekskresi K <.
b) Farmakokinetik : 70% diserap di GIT, sirkulasi enterohepatik (+), ikatan protein cuukp tinggi.
c) Efek samping : Hiperkalemia, ginekomastia.
d) Indikasi
- HT, oedema refrakter.
- Kombinasi dg diuretik lain utk cgh ekskresi K, diuresis >>.
- Cth obat : spironolakton ,tab 25,50,100 mg.

D. Diuretic kuat
- Tempat kerja : loop of Henle ascendant.
- Obat : as etakrinat, furosemid, bumetamid.
a) Mekanisme kerja
- Hambat reabsorpsi elektrolit (NaCl) di loop(ansa) of Henle ascendens bag epitel tebal.
- Rute i.v : me renal blood flow tanpa pe akan meningkat maka filtrasi glomerulus menurun sehingga Reabsorpsi cairan dan elektrolit di tub prox me menurun.
- Tidak tingkatkan reabsorpsi Ca++ di tub distal mengakibatkan tx hipercalsemia.
b) Farmakokinetik
- Mudah diserap saluran cerna
- Ik protein tinggi menjadi tidak difiltrasi di glomerulus ,disekresi via sistem transport as organik di tub proximal.
- Ekskresi : ginjal (sekresi ginjal & filtrasi glomerulus).
- Lama efek : 2-3 jam (rute i.v).
c) Efek samping : Hipo (K, Na, Cl), pruritis, skin rash, SJS, ototoksisitas (dosis >).
d) Kontra indikasi : kehamilan
e) Indikasi
- Oedema krn gangguan jtg, hati, ginjal.
- Oedema kronik : kombinasi dg diuretik hmt K.
- Nefrotik, CKD, GGA menjadi dosis besar (protein di tubulus >)
- Hiperkalemia ringan.
- Rute : oral,i.v (efek cepat).
- Sediaan : as etakrina.t tab 25, 50 mg, Furosemida tab 20, 40, 80 mg; injeksi : 20 mg/2 ml

Uterotonik /oksitosik
- Obat oksitosik : tingkatan motilitas uterus dengan rangsang kontraksi otot polos uterus.
- Oksitosin :
1. Alami (disintesis dlm hipotalamus).
2. Sintetik : bila efek oksitosin alami tidak mencukupi.
- Indikasi : induksi kehamilan dan mempercepat persalinan.
a. Farmakokinetik
- Ikatan protein rendah, t½ 1-9 menit.
- Metabolisme dan ekskresi : liver.
b. Efek samping dan reaksi merugikan
- ESO : hipotensi, mual, muntah, anoreksia dll.
- Reaksi merugikan : tetani uterus, kejang, perdarahan intrakranial dll.
- Pada janin : bradikardi, kontraksi ventrikel prematur
- Rute penggunaan : iv drip (ec infus disesuaikan dengan dilatasi serviks, target = 5-6 cm).
c. Alkaloid ergot
- Cara kerja : rangsang langsung reseptor sel otot polos.
- Potensinya sangat kuat, dipakai jika uterus tdk berkontraksi secara efektif pasca persalinan (atoni uteri).
- Tidak dipakai selama persalinan o.k kontraksi uterus yg lama (atoni uteri) mengakibatkan hipoksia janin, ruptur uterus.
- Obat : ergonovin maleat (ergotrate), metilergonovin (methergin).
- Rute : oral, i.m,i.v.
d. Efek samping/reaksi merugikan
- Kram uterus, mual & muntah (i.v drip), tinitus, severe headache akut.
e. Toksisitas : nyeri lengan, tungkai bwh, punggung bwh, kejang, kelemahan otot.
f. Cervical ripening : Dosis rendah oksitosin, prostaglandin (E2,E1).
g. Prostaglandin E2 : Induce cervical ripening dan eningkatkan sensitivitas.

DFTAR PUSTAKA

Wlma EP et al.With drawal of long term diuretic medication in elderly patient ; a double blind randomized trial.BMJ 1997;315:646-8

Grobbee DE et al .non potassium sparing diuretic and risk of sudden cardiacdeath.J Hypertens 1995 ;13; 1539-45

Brater DC et al.Diuretic resistence;mechanisms and therapeutic strategies cardiology 1991;84 supp12 ;57-67.

v   Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. 2002. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.

Universitas Indonesia, FK. FARMAKOLOGI dan TERAPI Edisi 4. 1995. Jakarta : FK UI.